SMS / WA 0858-7666-7810

Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan

Beramal yang Ilmiyah - Berilmu yang Amaliyah.

KANTOR SEKRETARIAT

Selalu berpacu dalam modernisasi manajemen.

ASRAMA SANTRI PONPES MAMBA'UL HUDA

Karena tempat tinggal yang nyaman adalah penunjang kesuksesan belajar.

Rebana Ponpes Mamba'ul Huda

Rajin bersholawat dengan senantiasa mengharap syafa'at kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Happy Graduation

Semoga Ilmu yang diperoleh bermanfaat.

7/30/2015

Ta'aruf MOS-nya Anak santri

PONPES MAMBA'UL HUDA GELAR MALAM TA'ARUF SANTRI
TAHUN PELAJARAN 1436 - 1437 H

PP Mambaul Huda

Mambaul Huda (29/7) – Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan menggelar agenda tahunan di awal tahun ajaran 1436-1437 H yaitu MALAM TA’ARUF DAN HALAL BI HALAL. Ta’aruf berasal dari bahasa arab “Arofa Ya’rifu” yang artinya kenal, mengenal atau mengetahui.
.
Ponpes mambaul Huda 
Rebana Santri Ponpes Mambaul Huda
 Malam ta’aruf ibarat MOS-nya anak santri Ponpes Mambaul Huda dengan tujuan mengenalkan segala hal yang berkaitan dengan ponpes mambaul huda, meliputi sejarah berdiri ponpes, hal ihwal pembelajaran atau pengajian di ponpes, peraturan-peraturan yang wajib di taati oleh semua santri dan sanksi bagi santri pelanggar

Ponpes mambaul Huda
Kyai Adib Karomi Akrom Khasani (Pengasuh) saat mauidloh hasanah

Mengingat pelaksanaan ta’aruf di ponpes mambaul huda selalu bertepatan pada bulan syawal, maka acara sekaligus di jamak dengan Halal Bi Halal dan pada tahun 1436 ini di gabung dengan halal Bi Halal Jamaah Ta’lim Wa Dzikri Al-Hikam asuhan Kyai Adib Karomi Akrom Khasani yang juga Pengasuh Ponpes Mamba’ul Huda.




PP Mambaul Huda
Pukul 19.30 wib acara dimulai dengan Sholawatan oleh Group Hadroh Ponpes Mambaul Huda yang notabene Juara dua kali berturut-turut dalam OASIS SMP BP Se-jateng 1 tahun 2013 dan 2015. Memasuki acara dua orang santri memandu jalannya acara dengan dua bahasa, masing-masing santri sebagai MC dengan bahasa arab dan bahasa jawa.
“mari kita jadikan momentum ini untuk saling mengenal, baik santri kepada ustadz dan kyai, santri kepada teman dan juga mengenali semua lingkungan ponpes.” Terang pengasuh ponpes mambaul huda dalam mauidlohnya yang didengarkan oleh seratusan orang yang hadir. Jumlah tersebut merupakan total dari semua santri baik putra maupun putri, segenap tamu undangan baik dari pengurus yayasan ataupun dewan guru SMP NU BP, dan juga para jamaah al-hikam.
Mewakili jajaran dewan asatidz juga keluarga, beliau juga meminta maaf kepada segenap hadirin dan mohon di halalkan dan di maafkan segala kesalahan selama setahun yang telah lewat.


*Ponpes Mambaul Huda*

7/29/2015

VIDEO KEGIATAN PART 7

Video Kegiatan Ponpes Mamba'ul Huda


Video Part. 7
PEMBACAAN MAULID, KHITOBAH DAN SHOLAWATAN

Ponpes Mamba'ul Huda mempunyai agenda mingguan setiap malam jum'at yaitu Pembacaan Maulid, Pelatihan Pidato (Khitobah) dan Sholawatan.

Maulid yang dibaca adalah kitab Barzanji. Kitab klasik karangan Sayyid Ja'far Al-Barzanji.

Khitobah atau Pelatihan Pidato bertujuan membentuk santri-santri agar ketika dewasa siap terjun dalam bidang dakwah, demi tegaknya Islam Rohmatan Lil 'Alamin.

Sholawatan selalu mengiringi dalam Maulid dan Khitobah, demi menumbuhkan insan yang mencintai Rosulullah SAW dan berharap Syafa'at kepada beliau di hari akhir nanti.

7/28/2015

VIDEO KEGIATAN PART 6

Video Kegiatan Ponpes Mamba'ul Huda

Video Part. 6

PERKEMAHAN ARRIYADHOH SMP NU BP
PONPES MAMBA'UL HUDA

Video Kegiatan Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan
Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan Jateng

Perkemahan Arriyadhoh adalah perkemahan tahunan oleh SMP NU Berbasis Pesantren - Ponpes Mamba'ul Huda. Kata "Ar-Riyadhoh" jika diterjemahkan kurang lebih berarti
“ Penggemblengan Spiritual "

fb.com/pp.mambaulhuda
Email : mambaulhuda1990@gmail.com
telp : 0858 7 666 7810

Backsound :
Solli Wasallim Daiman - Hadroh Ponpes Mambaul Huda


7/26/2015

Dokumentasi Foto Ponpes Mamba'ul Huda

Seputar Ponpes Mamba'ul Huda


Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan
Asrama Santri Putri

Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan
Kantor Sekretariat Ponpes Mamba'ul Huda


Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan
Kunjungan Habib Zaid Bin Abdurrohman dari Tarim Yaman
Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan
Romo Kyai Adib Karomi (Pengasuh Ponpes Mamba'ul Huda)

7/25/2015

VIDEO KEGIATAN PART 5

Video Kegiatan Ponpes Mamba'ul Huda


Video Part 5

Jama'ah Sholat Maghrib di Musholla Ponpes Mamba'ul Huda
dan
Pengajian Diniyyah (Kitab Kuning)

Jelang Maghrib seluruh santri bersiap untuk sholat maghrib berjama'ah di Musholla Ponpes Mamba'ul Huda, dengan di imami langsung oleh pengasuh yaitu Romo Ky. Adib Karomi Akrom Khasani.

Setelah selesai berjama'ah, diwajibkan bagi santri untuk Tadarrus (Membaca Al-qur'an), lalu di lanjutkan mengikuti Pengajian Diniyyah (Kitab Kuning) sesuai dengan Jadwal. Adapun secara garis besar waktu pengajian bakdal maghrib mulai dari jam 16.30 s/d 19.30 WIB

Selesai Pengajian bakdal Maghrib, santri diwajibkan berjama'ah Isya'  di musholla, lalu dilanjutkan belajar bersama (mempelajari pelajaran sekolah yang telah di ajarkan pada pagi hari & pelajaran yang akan di ajarka pada esok hari).

Setelah Belajar bersama s/d jam 21.30 WIB semua santri diwajibkan tidur (Istirahat) dan kembali bangun pada waktu subuh untuk mengikuti rangkaian kegiatan.

7/22/2015

VIDEO KEGIATAN PART 3

Video Kegiatan Ponpes mamba'ul Huda

Video Part 3 (Jama'ah Ashar dan Ziarah)

Kegiatan ini setelah para santri pulang dari sekolah formal, baik itu SD (Sekolah Dasar) / MI (Madrasah Ibtidaiyah), SMP ataupun SMA.
Adapun Ziarah Kubur dilaksanakan setiap hari kamis. Sebagai pertanda libur pengajian diniyah pada malam dan hari jum'at.

VIDEO KEGIATAN PART 2

Video Kegiatan Ponpes Mamba'ul Huda

Video Part 2 (Persiapan Sekolah)

Para Santri Bersiap untuk berangkat sekolah (mandi, sarapan, dll.)
dari jam 06.00 - 07.00 WIB

7/21/2015

VIDEO KEGIATAN PART 1

Video Kegiatan Ponpes Mamba'ul Huda

Video Part I (Pengajian Al-quran Bakdal Subuh) 

Pengajian Al-quran Bin Nadhor di Musholla Ponpes Mamba'ul Huda, setiap pagi bakdal subuh sampai dengan jam 06.00. "Menciptakan generasi islami yang mahir membaca al-quran secara tartil (sesuai kaidah tajwid)"

7/12/2015

BUMI SPIRITUAL PERKEMAHAN SANTRI MAMBAUL HUDA



Pekalongan - “ Rukhsoh ya Ustadz, Asta’dzin an a’khudzal ma’” ucap Fuadz seorang santri asal Jakarta sambil memfasih-fasihkan bahasa arabnya yang terdengar kaku, Ustadz yang mendengar hanya mengembangkan senyum dan menyuruhnya mengulangi kalimat tadi dengan pengeras suara. Sambil terburu-buru karena hendak mengambil air ia mencoba mengulangi lagi kalimat tadi, yang kurang lebih berarti “ permisi pak, saya minta izin untuk mengambil air “ dengan pengulangan yang semakin difasih-fasihkan.Selesai mendapat izin, antara ustadz dan santri saling bertukar senyum disambar ucapan terimakasih yang juga masih menggunakan bahasa arab “ Syukron Ustadz, Sa arji’ Syur’atan “ ( makasih pak, saya akan kembali dengan cepat ), kemudian santri keluar dari kawasan perkemahan untuk menjalankan misinya, mengambil air.
Ya,dimulai sejak Sabtu 30 September2014 seluruh santri dari pondok pesantren Mambaul Huda Pajomblangan, Kedungwuni Pekalongan mengikuti perkemahan, kemah Ar-Riyadhah namanya. Jika diterjemahkan kurang lebih berarti“ penggemblengan spiritual “. Selain menjadi ajang penggemblengan spiritual, perkemahan ini juga  melatih para santri untuk lebih mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara lebih mandiri dan bertanggung jawab.Bukan hanya latihan individu saja yang mereka dapatkan, seperti perkemahan pada umumnya yang membagi para peserta ke beberapa regu, kemah para santri ini juga terbagi menjadi 19 regu, Kekompakan mereka dalam regu diharapkan mampu melatih mereka untuk memiliki sikap empati dan simpati yang tinggi dalam bermasyarat kelak. Kepentingan bersama menjadi nomor satu dan kepentingan pribadi entah nomor kesekian, begitulah mereka diajar disana.
Sebelum mengikuti perkemahan yang terletak di daerah Cepagan, Warung Asem kabupaten Batang Jawa Tengah ini, para santri tidak hanya mendapatkan pembekalan tentang apa-apa yang diperlukan pada saat kemah, mereka juga mendapat pembakalan bahasa Arab. Per-regu  akan diberi buku saku percakapan bahasa arab yang nantinya wajib mereka gunakan dalam kemah, terlebih saat bercakap dengan para ustadz atau hendak meminta izin keluar dari kawasan perkemahan, makan keluar, mengambil air, atau hanya sekedar hendak berjalan-jalan sebentar, semua memakai bahasa Arab. Pantas beberapa santri nampak gugup, terlebih jika harus berbicara bahasa Arab dengan pengeras suara di sekertariatan, mental parapeserta yang kebanyakan berusia antara 12-15 tahun ini pun akan teruji.
BUMI SPIRITUAL PERKEMAHAN SANTRI MAMBAUL HUDA
Selain beberapa agenda umum, seperti pramuka, lomba, senam, PBB, kegiatan budaya dan lain sebagainya, para santri juga banyak mendapat pengalaman sepriritual, baik berupa kewajiban berjamaah 5 waktu, mungkin para santri sudah sangat terbiasa dengan kewajiban berjamaah, tapi berjamaah ditengah kesibukan yang padat menambah nilai tersendiri bagi kedisiplinan mereka. Kuliah pengajian setelah jamaah, Qiyamul lail dan dzikir bersama juga dilaksanakan ditengah-tengah padatnya agenda perkemahan.Dan tidak kalah mengesankan, renungan malam “saya seperti kehabisan waktu untuk melakukan keburukan “ ujar seorang peserta yang selesai menangis tersedu-sedu dalam renungan malam. Biasanya setelah renungan malam para santri seperti kembali memiliki hati yang tidak ingin lagi berbuat keji, mereka merasa keburukan – keburukan yang lalu merupakan hal yang tidak pantas lagi untuk mereka, dan kebaikan yang terlewatkan, menjadi penyesalan yang mendalam dihati mereka, dan renungan itu, sebagian besar sukses menanamkan  keyakinan kuat untuk melakukan banyak kebaikan dimasa mendatang.
Begitulah mereka selama 3 hari mendapat pengalaman berharga, baik dari segi agama budaya dan banyak pengalaman positif lain, seperti yang diterangkan oleh Kak MABIGUS Ky. Adib Karomi di sela-sela perkemahan “ perkemahan ini hendaknya mampu mengaktualisasikan nilai-nilai agama, intelektual dan budaya dalam kehidupan sehari-hari “.
Perkemahan itu kemudian ditutup pada 2 Oktober 2014 dengan upacara bendera, resmi sebagaimana yang dilakaukan pada pembukaan, dalam penutupanya ketua panitia penyelenggata, Ust Didik Madhari yang merupakan alumni dari pesantren Gontor berharap “ semoga perkemahan ini bukan hanya menjadi ajang tahunan bagi para peserta, namun mampu memberi bekal untuk menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat kelak “.

Ditulis oleh : M. Akrom Adabi*
*Santri PP. Mambaul Huda dan mahasiswa aktif semester 5 Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar.

Hari Kemerdekaan, Seluruh Santri Ikuti Upacara

Khusyuknya Upacara Para Santri


Hari Kemerdekaan, Seluruh Santri Ikuti Upacara
Pajomblangan - Hari ini rakyat Indonesia merayakan hari ulang tahun republik yang ke 69, dengan semangat patsriotisme, upacara-upacara bendera telah dilaksanakan pagi tadi di seluruh penjuru negeri, tidak ingin ketinggalan menunjukan sikap patriotisme, Seluruh Santri ponpes Mambaul Huda diikuti lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada di desa Pajomblangan, mulai dari RA Muslimat, MI, SD, SMP beserta segenap warga hari ini juga juga berkumpul dan rela berpanas-panasan untuk ikut meramaikan HUT RI ke 69. Upacara bendera yang diikuti oleh seluruh santri dan berbagai lembaga sekolah di desa Pajomblangan ini memang rutin diadakan setiap tahun dalam memperigati HUT RI.
klenteng, lapangan desa  yang menjadi tempat upacara sudah mulai dipenuhi para peserta sejak pukul 07.00 pagi tadi, Iringan musik marching band fatanabila makin menambah semangat para peserta dalam melaksanakan upacara tersebut, dan menambah kemeriahan satu demi satu acara yang telah diagendakan.
Santri-santri memang sudah tidak asing lagi dalam keseharian masyarakat Pajomblangan dan sekitar. Pasalnya, sejak tahun 1990 mereka sudah mulai berbaur dengan para santri, hingga kini pesantren tersebut masih tetap eksis, jumlah santrinya pun sampai saat ini terhitung hampir mencapai 1000 santri yang juga menempuh pendidikan formal.
Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan tertua di Indonesia, pengajaran dalam pesantren bukan hanya mengedepankan kecerdasan otak, kecerdasan hati juga menjadi prioritas dalam mendidik para santrinya, tidak hanya itu, pesantren juga berusaha membangun sikap patriotisme dan cinta tanah air. Apalagi saat  hari-hari besar nasional tiba, momen ini banyak dijadikan sebagai motifasi cinta tanah air, sebagaimana yang dilakukan oleh pesantren Mambaul Huda, yang mana santrinya terus eksis mengikuti upacara bersama di lapangan desa Pajomblangan.
Upacara 17 Agustus, merupakan momen yang tepat untuk kembali mengingat para pahlawan, dan bercermin melalui sejarah. “ hendaknya, melalui upacara seperti ini, kita dapat lebih mengenang para pahlawan pendahulu, dan bertafakur “ ungkap kyai Adib Karomi selaku inspektur upacara dalam pidato di tengah-tengah upacara bendera.  Sejak diproklamasikannya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memang sudah merdeka dari penjajahan fisik, penjajahan yang dapat dengan mudah dirasakan, dan dapat diketahui bahwa negeri ini sedang terjajah, tapi sejatinya penjajahan ini akan terus berlangsung namun dalam bentuk-bentuk yang lain. Penjajahan budaya, penjajahan ekonomi, penjajahan peradaban dan penjajahan-penjajahan lain yang membuat bangsa ini akan terus terjajah, hal ini bisa terobati kala muncul para pahlawan-pahlawan baru yang senantiasa berkorban demi bangsa, “ oleh sebab itu kita harus mau menjadi pahlawan-pahlawan baru, agar penjajahan ini lekas teratasi “ lanjut Inspektur upacara yang juga menjadi pengasuh ponpes Mambaul Huda ini.
Hari Kemerdekaan, Seluruh Santri Ikuti UpacaraTahun ini, upacara kembali selesai dengan lancar seperti biasanya, pukul 08.45 para peserta sudah mulai meniggalkan lapangan upacara, tapi kemeriahan dari para peserta belum cukup sampai di sini, sambil pulang ke masing-masing tempat sekolah, mereka tetap menjaga barisan dan berjalan bersama diiringi drumb band yang terus menyanyikan lagu-lagu nasional.

Kemudian, lomba santri terbuka khas 17 Agustus-an juga turut meramaikan deretan acara hari ini, para santri sangat antusias mengikutinya hingga menjelang sore, lomba tersebut dilaksanakan di halaman ponpes Mambaul Huda. Bagi para santri sendiri, momen ini menjadi ajang pelajaran dan kedisiplinan serta hiburan dan sportifitas. 

Diskusi para kyai NU : Ancaman Transnasional bagi persatuan bangsa

Diskusi para kyai NU : Ancaman Transnasional bagi persatuan bangsa
Diskusi para kyai NU : Ancaman Transnasional bagi persatuan bangsa
Sarang - Sejak pukul 09.00 WIB alunan musik marching band Al-Anwar sudah mulai mengiringi para tamu undangan yang berdatangan dan berkumpul di halaman gedung sekolah tinggi Al-Anwar, jumlah seluruh peserta acara yang ratusan ini mulai memadati ruangan hingga acara dimulai pada pukul 10.00 WIB, acara yang mengundang ulama-ulama besar, seperti Syaikh Maimoen Zubair Sarang, Syaikh Rajab Dib Syiria dan ulama beasr lain ini adalah sebuah acara yang dilaksanakan oleh Majma Buhuts An-Nahdliyah, bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Al-Anwar yang menjadi sekolah tinggi dibawah naungan KH. Maimoen Zubair,  Majma Buhuts An-Nahdliyah sendiri merupakan sebuah forum yang diadakan guna membahas hal-hal yang berkaitan seputar keislaman.
Melihat berbagai masalah serta konflik internasional yang memprihatikan, seperti munculnya kelompok bergaris keras ISIS ( Islam State Of Iraq and Syam ), Runtuhnya kekuasaan-keuasaan di timur tengah, memanasnya kembali konflik palestina dan israel serta berita-berita lain yang berujung pada kelompok transnasional yang bergerak seperti menebar jala dan  memunculkan sebuah perpecehan, Para cendekiawan muslim sungguh tidak mengharapkan hal ini terjadi dan sebelum masalah ini benar-benar merasuk ke tubuh NKRI maka Majma Buhuts An-Nahdliyah mengadakan sebuah forum pencerahan serta diskusi yang mengundang berbagai tokoh dalam ahlinya serta mengundang banyak pihak dari berbagai Instansi guna mengantisipasi akan hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat mengancam keutuhan NKRI. Diharapkan dalam forum ini mampu memberikan pemahaman terhadap kelompok-kelompok transnasional, agar kemudian mampu membentengi dan menjaga diri, serta membentuk masyarakat Indonesia yang lebih berkarakter.
Dalam sesi keynote speacker, KH. As’ad Syaifudin Ali memaparkan berbagai golongan kelompok mulai dari yang berbasis Aqidah, Jihad serta politik beserta cara mengatasi jikalau menemukan golongan yang membahayakan dengan kedok Islam. “semoga dalam forum ini memunculkan sebuah saran yang jitu untuk pemerintah dan pemerintah lebih berani dalam bertindak” lanjut KH. As’ad Syaifudin Alu dalam keynote Speacker-nya.
Dalam sesi lain, Sayikh Rojab Dib dari Syiria menjelaskan bahwa awal dari perpecahan umat islam adalah karena ke-tidak mampu-an umat dalam membaca kitiab suci Al-Quran dan hadits nabi  sebagai ilmu pengetahun dan wahyu, sehingga perpecahan menjadi dan peran lembaga pemerastuan lembaga yang mendamaikan kelompok yang berseteru memiliki peran yang sangat penting di tengah-tengah permasalahan ini.
 Syaikh Maimoen Zubair juga sangat mewanti-wanti persatuan dengan menceritakan sejarah keberhasilan ulam terdahulu dalam  menyatukan umat pada satu wadah yakni Nahdlatul Ulama, dalam menyelesaikan masalah perpecahan ini rasa patriotisme tanah air sangat dibutuhkan agar perpecahan tidak terus bertambah besar “ Satu-satunya tempat kembali yaitu NKRI ” terang Mbah Mun, sapaan Syaikh Maimoen Zubair.
Setelah berisitirahat selama satu jam, dilanjutkan sesi selanjutnya yakni focus group discussion, yang dinarasumberi oleh Gus Yahya Staquf dan Gus Ghofur, sapaan akrab Dr. Abdul Ghofur, ketua STAI Al-Anwar tersebut. beliau menjelaskan berbagai kelompok yang muncul melalui sudut pandang teologi dan fiqh, dalam diskusi ini juga memunculkan banyak sekali ide-ide dan pandangan sebagaima saran dari Syaikh Rojab Syriria yang mengharapkan adanya lembaga pendamai dalam kelompok yang sering bertikai pun terjawab “ NU merupakan organisasi besar yang memiliki wadah dari anak-anak hingga tua sekalipun dan juga memiliki cabang organisasi yang banyak “ ujar Gus yahya. Selain itu sikap perubahan dan tindakan positif dari tiap warga NU juga perlu dibudayakan agar islam tidak mudah pecah dan NU bisa menjadi pemersatu “ kebesaran islam nusantara dan sikap khidmah dari setiap warganya, itulah yang menjadi islam ini makin kuat” lanjut gus Yahya, kemudian panasnya berita tentang isi juga tidak luput dari pembicaraan, ”mengenai ISIS, bahwa pembersihan ISIS harus juga pada ideologinya agar kemudian tidak muncul ISIS-ISIS baru dengan nama yang lain”  papar seorang hadirin dalam sesi Tanya jawab.
Setalah berdiskusi selama dua jam, acara  ini pun selesai pada pukul 16.00 WIB dan  dalam penutup, Ustadz Muadz Thohir, yang menjadi salah satu pengasuh pondok pesantren Matholiul Falah Pati memerintahkan agar selesai diskusi ini, tidak ada kepuasan bagi para hadirin sehingga pengetahuan dapat terus ingin dicari.


PP Mambaul Huda Gelar Sidang Munaqosah Santri

Sidang Munaqosah PP Mambaul Huda
Dan
SMP NU BP Pajomblangan Tapel 2014-2015


Pekalongan – SMP NU Berbasis Pesantren Pajomblangan Senin  (16/6) kemarin menggelar acara pelepasan para siswa siswi kelas IX, acara tersebut berlangsung hikmat dan membahagiakan. Pasalnya, selain acara pelepasan, malam Selasa lalu itu juga diisi dengan sidang kelulusan santri putra putri Ponpes Mambaul Huda yang telah selesai mengkhatamkan Al-Quran bin Nadlor dan berbagai kitab salaf,  selain itu ada juga beberapa acara tambahan yang berlangsung dengan meriah.
Sejak menjelang petang acara sudah dimulai dengan lantunan rebana Ponpes Mambaul Huda Pajomblangan yang tahun ini mendapat predikat juara II dalam Olimpiade Al-Quran Dan Sains (OASIS) se-Jateng I. Hingga menjelang Isya para santri yang hendak menjalani sidang tersebut mengkhatamkan Al-Quran dengan pembacaan Juz Amma.
Berdasarkan penjelasan ketua panitia, Chozinatul Absor, S.Pd. Pelepasan siswa tahun ini diikuti oleh  65 siswa kelas IX dan 29 santri khotmil Quran dan Kutub serta 475 tamu undangan dari beragam elemen, mulai orang tua wali dan tokoh masyarakat setempat.
“Acara-acara tersebut memang dilangsungkan lebih awal guna menghemat waktu karena acara malam itu berisi beragam acara. Kemudian acara pelepasan juga digabung dengan sidang kelulusan santri.”jelas ketua panitia.
Para siswa-siswi yang hendak diwisuda diarak dari masjid dengan iringan Marching Band Fata Nabila  hingga menempati tempat acara. Keceriaan suka cita juga terlihat dari wajah para wisudawan. Selanjutnya diisi sidang para santri tentang ilmu pengetahuan agama dan siswa-siswi tentang ilmu pelajaran sekolah dengan hasil yang memuaskan. Bertindak sebagai ketua hakim sidang santri, Ustadz Ismail Sholeh dengan dua hakim pembantu, Ustadz Mujahidin dan Akrom Adabi. Sedangkan untuk sidang wisuda dipimpin oleh hakim Kyai Adib Karomi dengan dua hakim pembantu Bapak Kunaifi, S.E. dan bapak Ahmad Wajiz, S. Ag.
Pada pertengahan acara, para siswa-siswi SMP NU BP yang berprestasi berkenan mendapatkan penghargaan hadiah sebagai bentuk apresiasi. Selain itu, pemberian hadiah secara simbolis bagi para siswa yang memenangkan berbagai perlombaan mulai dari tingkat kecamatan, maupun propinsi juga dilangsungkan  pada malam itu juga.
Kepala Sekolah SMP NU BP Pajomblangan, Kyai Adib Karomi dalam pelepasan kemarin mengaku bangga kepada para siswa-siswinya karena meskipun sekolah swasta dan berada di pedesaan, sekolah tersebut juga tetap mampu bersaing dan menyabet beragam prestasi di berbagai perlombaan, termasuk pada malam pelepasan tersebut tiga siswa dan satu guru tidak bisa hadir karena tengah mengikuti lomba tingkat Provinsi.
Selanjutnya,  Kyai Adib Karomi yang juga sebagai pengasuh pondok pesantren Mambaul Huda menghimbau kepada para murid-muridnya untuk tetap mencari ilmu yang berakhlaq dan berakhlaq dengan ilmu, sebagaimana visi misi sekolah tersebut “Berilmu, Beretika, dan Berestetika.”

“jangan sampai kalian melupakan tatanan ilmu dan amaliyahnya serta keauladanan para  asatidz yang berhaluan Ahlussunah Wal Jamaah sebagaimana yang telah diajarkan disekolah ini, siang jadi priyai malam jadi kyai, di kantor bekerja dengan profesional di masyarakat penuh bakti dan amal.” Imbuh kyai Adib Karomi dalam sambutannya.

Sebab Perselisihan Awal Masuk Bulan Ramadlan


MENCABUT AKAR PERSELISIHAN UMAT
Tinggal menghitung hari, seluruh umat muslim sedunia akan memasuki bulan suci ramadlan, dimana umat muslim yang mukallaf akan menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh, Kewajiban pelaksanaan puasa bulan Ramadlan sendiri baru muncul pada tanggal 10 Sya’ban 18 bulan setelah Nabi Saw hijrah ke Madinah, yakni tahun ke dua hijriyah. Allah Swt berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” ( QS. Al-Baqarah : 183]
Di Indonesia sendiri, sebentar lagi ormas-ormas islam dan beberapa lembaga akan menyibukan diri dengan penentuan awal masuk dan akhir bulan Ramadlan, yang menarik adalah hampir setiap edisi bulan Ramadlan di Negeri ini selalu diwarnai dengan perselisihan mengenai kapan jatuhnya tanggal 1 Ramadlan, belum habis sampai disini, penentuan berakhirnya bulan Ramadlan pun juga diperselisihkan. jadi tidak jarang kita menemukan ada penduduk di suatu daerah yang sudah merayakan hari raya terlebih dahulu dan hari besoknya baru penduduk lain yang merayakannya.
Sebab Perselisihan Awal Masuk Bulan RamadlanIndonesia dengan jumlah penduduk muslim 207.176.162 menjadikan Negara ini sebagai Negara berpenduduk islam terbanyak di dunia dengan presentase 87 % dari keseluruhan penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 jiwa ( http://bps.go.id/ ). Jadi, persoalan agama di Indonesia bisa jadi lebih rumit dan memerlukan perhatian besar. Perselisihan tentang awal dan akhir bulan Ramadlan sering membuat geger masyarakat, hal ini menimbulkan keresahan dan ketidak harmonisan dalam beragama serta beribadah.
Penggunaan Metode
Dalam menentukan awal masuk suatu bulan dalam kalender hijriyah, kita mengenal istilah rukyat, istiktimal dan hisab. rukyat ialah menentukan awal masuk suatu bulan dengan cara melihat bulan sabit ( Hilal ) yang nampak pertama kali pada tanggal 30 kalender hijriyah. rukyat hanya bisa dilaksanakan pada waktu awal petang karena bulan sabit yang sangat tipis ini hanya terlihat pada waktu-waktu tersebut ditambah lagi intensitas cahayanya yang sangat redup. Nabi Bersabda :
 ” صُوْمُوْأ لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غَمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْلِمُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ يَوْمًا"
Artinya :  “Berpuasalah kalian karena melihat hilal (bulan tanggal satu) dan berbukalah karena melihatnya. Dan jikalau tidak tampak lantaran langit tertutup awan maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban genap 30 hari.” (HR. Imam Bukhari ).
Dalam hadits diatas menjelaskan bahwa metode pertama dalam menentukan awal masuk bulan puasa ialah rukyat, namun apabila cuaca mendung atau buruk yang mengakibatkan hilal tidak mungkin untuk dilihat maka Nabi memberi jalan keluar dengan cara Istikmal yakni menyempurnakan bulan Sya’ban dengan 30 hari, Hilal sendiri menurut keputusan yang telah disepakati memiliki batasan, bulan tersebut harus memiliki tinggi minimal 2  derajat dan jarak antara bulan dan matahari adalah 3 derajat (http://kemenag.go.id ). Oleh karena itu, apabila posisi hilal kurang dari kriteria tersebut maka penentuan bulan dilarikan ke Istikmal.
Kemudian ada juga istilah metode Hisab. Hisab adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan Ramadhan, dengan menggunakan perhitungan secara matematis dan astronomis dalam menentukan posisi bulan untuk menentukan pergantian suatu bulan pada kalender Hijriyah. Penghitungan masuknya bulan lewat hisab ini juga sering disinggung oleh Al-Quran seperti dalam surat Yunus ayat 5 :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَاخَلَقَ اللهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ اْلأَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Artinya : “ Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”. [ QS. Yunus : 5 ]
Memahami Akar Perselisihan
Dalam memahami beberapa dalil diatas ulama memang sempat berdebat tentang penggunaan hisab, namun mengenai penggunaan rukyat, mereka semua sepakat, dan rukyat adalah cara paling utama dalam menentukan awal masuk suatu bulan. Posisi hisab ini kemudian hanya sebagai alat bantu, dimana tugasnya yaitu mengambil perkiraan dan perhitungan yang selanjutnya akan dibuktikan dengan rukyat itu sendiri. Jika menurut hisab tanggal 1 ramadlan jatuh pada malam Rabu, namun ketika dirukyat tidak ada hilal yang terlihat pada malam tersebut, maka Hisab tersebut gugur dan harus menggunakan istikmal.
Di Indonesia sendiri perbedaan awal masuk bulan Ramadlan secara umum dilatarbelakangi oleh perbedaan penggunaan metode dan hasil keputusan akhir dari metode, yang pertama mengenai penggunaan metode, yakni mana yang lebih diunggulkan antara Rukyat dan Hisab, ada beberapa kelompok di Indonesia yang lebih mengedepankan Hisab. namun kebetulan hisab yang mereka lakukan berbeda dengan penetapan resmi dari pemerintah sehingga mengakibatkan bedanya tanggal 1 bulan Ramadlan. Penetapan dan keputusan hasil akhir dari kelompok tertentu juga kadang berbeda, semisal ada suatu kelompok yang menggunakan rukyat tapi rukyat yang mereka langsungkan menghasilkan ketetapan yang berbeda dengan pemerintah, Memang dalam fiqih bagi seseorang yang sudah melihat hilal maka baginya wajib melaksanakan puasa, namun yang membuat hal ini masuk ke ranah perselisihan adalah karena hal yang seharusnya menjadi ranah pribadi ini justru digunakan resmi oleh ormas atau lembaga terkait, dengan mengeluarkan fatwa yang mengatasnamakan kelompok tersebut dan mengesampingkan keputusan pemerintah. Pemerintah sendiri dalam menentukan masuk awal bulan, menghimpun beberapa hasil dan pendapat dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari ormas-ormas, tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga yang tersebar diseluruh Indonesia, dan hasil akhir diputuskan pada sidang isbat yang diikuti oleh banyak ulama.
Mengedepankan Keharmonisan
Terlepas dari metode apa yang kita gunakan, atau kelompok mana yang kita ikuti, ada baiknya, kita lebih bersikap dewasa dan dengan lapang dada mengikuti ketetapan pemerintah, terlebih  jika salah seorang dari kita merupakan orang yang berpengaruh di daerahnya atau membawahi sebuah komunitas besar. Sehingga perbedaan ini akan bisa teratasi dan keharmonisan dapat lebih terjaga, kegelisahan-kegelisan masyarakat luas pun dapat hilang. Pemerintah sendiri juga telah melakukan berbagai upaya penyatuan dan keharmonisan sebagaimana Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa seluruh umat islam di Indonesia wajib mentaati ketetapan Pemerintah RI tentang Penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.
Sebesar apapun komunitas kita, setinggi apapun posisi kita, kita semua adalah warga Negara Indonesia yang wajib mengikuti keputusan-keputusan pemerintah, terlebih jika keputusan tersebut memilki arah tujuan yang sangat baik, alangkah baiknya sejenak kita melepaskan ego masing-masing individu atau kelompok, demi mengedepankan bulan Ramadlan yang lebih indah dan keharmonisan dalam beragama sehingga tidak perlu ada lagi perbedaan masuk dan berakhirnya bulan Ramadlan , bulan Ramadlan bulan yang indah, akan lebih indah jika kita mengindahkannya.

Sarang, 21 Juni 2014


M. Akrom Adabi